Profil Jemaat

Profil Jemaat GKI I. S. Kijne Abepura 

 Jemaat GKI “Izzak Samuel Kijne” Abepura adalah sebuah jemaat yang berada di dalam kampus STT GKI I. S Kijne Abepura. Pada awalnya jemaat GKI I.S. Kijne merupakan rayon/wijk 1 dan 6 dari jemaat GKI Sion Padang Bulan.

Wilayah pelayanan jemaat GKI Sion Padang Bulan sangat luas dan meliputi Lapangan Trikora, konya, Bak Air, Asrama Uncen, wilayah Padang Bulan, KPR Organda, dan perumnas IV. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap keikutsertaan warga gereja yang menempati lokasi-lokasi pemukiman di atas dalam ibadah-ibadah minggu, menunjukkan bahwa hanya kurang lebih 10% dari jumlah keseluruhan warga jemaat yang ikut ibadah. Bahkan pelayanan-pelayanan ibadah keluarga dan perkunjungan pastoral yang dilakukan oleh jemaat GKI Sion Padang Bulan tidak mampu menjangkau mereka. Selain lokasi yang jauh, alasan lainnya yaitu alasan sosial seperti pekerjaan, status sosial dan latar belakang pendidikan menjadi alasan warga jemaat tidak mengambil bagian dalam ibadah-badah minggu. Kondisi ini mendorong didirikannya sebuah jemaat yang dekat dengan lokasi-lokasi di atas. Dan setelah Jemaat GKI I.S Kijne berdiri dengan lokasi di dalam kampus STT dan dekat dengan beberapa kelompok warga jemaat di sekitarnya, ternyata 60-70% warga gereja yang disebut di atas dapat dilayani pada setiap ibadah minggu dan mereka dapt dikunjungi secara rutin oleh pendeta dan majelis jemaat. Atas dasar luas wilayah pelayanan ini, maka melalui sidang jemaat GKI Sion padang Bulan selama 4 kali berturut-turut, dibahas rencana pemekaran jemaat menjadi 4 bakal jemaat, yaitu Bakal Jemaat Kanaan, Bakal Jemaat I.S. Kijne, bakal jemaat Lembah Yordan dan bakal Jemaat Belakang korem. Jemaat GKI I.S. Kijne sendiri melakukan ibadah perdana sebagai bakal jemaat pada tanggal 18 Februari 2001. Rencana memandirikan bakal jemaat di atas terwujud dengan berdirinya jemaat Kanaan, kemudian disusul dengan berdirinya Jemaat GKI I.S. Kijne dan jemaat Lembah Yordan Organda. Namun dibandingkan dengan 2 (dua) jemaat lainnya yang dimekarkan di atas, pemekaran Jemaat GKI I.S. Kijne paling banyak menimbulkan kontroversi di antara Majelis jemaat dan warga jemaat GKI Sion Padang Bulan. Banyak Majelis dan warga jemaat yang tidak menyetujui mekarnya jemaat GKI I.S. Kijne. Akhirnya, setelah melalui proses yang cukup panjang, maka berdasarkan Surat Keputusan Badan Pekerja Klasis GKI Jayapura Nomor : 01/G-11.b.1/2003, maka bakal jemaat GKI I.S. Kijne dinyatakan resmi berdiri sebagai jemaat mandiri pada tanggal 9 Februari 2003. Memang pada awalnya jemaat GKI I.S. Kijne kesulitan mencari lokasi yang akan dipergunakan sebagai tempat beribadah, oleh karena itu atas kesediaan pimpinan STT GKI I.S. Kijne, Jemaat diperkenanakan meminjam Gedung Serba Guna STT untuk dipergunakan sebagai tempat ibadah sementara sampai jemaat memperolah lokasi untuk membangun Gedung Gereja yang permanen.

Visi Dan Misi Jemaat 

Visi jemaat GKI I.S. Kijne merupakan penjabaran dari visi Gereja Kristen Injili di Tanah Papua. Visi Jemaat yaitu “Terwujudnya tanda-tanda Kerajaan Allah dan tanda-tanda Syaloom, baik dalam aspek rohani tetapi juga aspek jasmani”. Aspek rohani manusia mencakup hubungan (relasi) yang baik, benar, erat dan harmonis dengan Allah, dengan sesama manusia dan dengan alam sekitar. Manusia menaati perintah Allah, menghormati dan menghargai harkat serta martabat sesama manusia, serta memelihara, melindungi dan mengolah alam sekitar secara bertanggung jawab sebagai ciptaan Allah. Sedangkan aspek jasmani manusia mencakup mencakup seluruh keberadaan (eksistensi) manusia, yaitu segala hal yang dimilki manusia, seperti kemampuan, perasaan, keinginan, pengetahuan (hikmat), dan lain sebagainya yang dapat dimanfaatkan seseorang untuk mencapai segala kebutuhannya, seperti kesehatan, kesejahteraan, kebebasan , perdamaian, ketertiban dan lain sebagainya, sehingga manusia dapat menikmati hidup yang layak sebagaimana dimaksudkan Tuhan Allah, Sang Pencipta-Nya.

Misi yang dijalankan oleh jemaat dalam rangka mewujudkan visinya mencakup beberapa bidang kegiatan, antara lain : ekonomi, kesehatan, pendidikan, perdamaian, keamanan dan lain-lain. Kegiatan ini haruslah dilakukan secara konkrit dan relevan melalui Persekutuan (Koinonia), Kesaksian (Marturia) dan Pelayanan kasih (Diakonia).