Makna Adven dalam Tahun Gerejawi
Penulis: Olvi Prihutami, S.Th, MPD
(Sekretaris Eksekutif Bidang Koinonia PGI)
Gereja-gereja
dari rumpun arus utama pada umumnya mengawali tahun gerejawi dengan masa adven.
Kita sebagai jemaat mungkin tidak asing lagi mendengar istilah adven ketika
menjelang Natal. Namun apakah kita juga memahami makna adven dalam pengertian
masa adven pada tahun gerejawi? Penjelasan berikut ini memaparkan makna adven
tersebut.
1.
Tentang Masa Adven di Kristen: mulai kapan dan ditutup kapan?
Masa
Adven (asal kata “adventus”, artinya “kedatangan”) adalah masa persiapan
sebelum Natal, yakni masa persiapan untuk menghayati masa kedatangan Kristus.
Sesuai dengan penantian Mesias oleh umat Israel yang dinyatakan dalam
Alkitab Perjanjian Lama, sehubungan dengan kedatangan Kristus yang kedua kali
di akhir zaman. Memang tradisi penentuan tanggal mulai serta
berakhirnya masa Adven berakar dalam sejarah gereja. Masa Adven berlangsung
selama empat hari minggu sebelum Natal.
2.
Apa arti dan makna masa adven?
Tentunya
saat ini gereja menjalani masa Adven dalam semangat yang sama, yaitu persiapan
untuk menghayati masa kedatangan Kristus. Artinya, tidak lagi semata kedatangan
‘bayi Yesus di Betlehem’, namun sampai kepada pengharapan akan kedatangan-Nya
yang kedua kali. Gereja ada dalam perziarahan (pilgrim) di antara dua
masa kedatangan Kristus. Karena itu, masa Adven membantu kita menghayati
misteri inkarnasi Kristus dalam penantian eksatologis. Umat mengambil bagian
dalam persiapan menyambut kedatangan Kristus yang kedua sebagai Hakim yang
Agung di Akhir Zaman.
3.
Apanya yang kita rayakan dalam masa Adven: peringatannya ataukah maknanya
(aplikasinya)?
Kita
memperingati masa Adven karena kita mengerti dan menghayati maknanya bagi
kehidupan orang percaya. Sering kali banyak orang lupa menghayati masa Adven
dan hanya terfokus pada Natal atau “Perayaan Natal”. Padahal makna Natal tidak
akan lengkap tanpa penghayatan masa Adven. Adven menolong kita menjembatani
arti “Natal Bayi Kristus’ dengan kedatangannya kembali yang kedua kali. Inilah
yang menjadi inti harapan dan berita Natal bagi orang percaya.
4.
Bagaimana kita merayakan masa Adven: apakah sebatas melakukan ritual/upacara
kebaktian ataukah pesan-pesan Adven yang harus dihayati dalam keseharian
jemaat?
Jelas
di dalam menjalani masa Adven, gereja tidak boleh terjebak dalam pelaksanaan
ritual semata. Tugas gereja adalah menjelaskan dan memberikan wawasan kepada
umat apa arti yang hakiki dari masa Adven, sehingga setiap orang yang diundang
untuk mengambil bagian di dalamnya sungguh-sungguh ada dalam pengertian iman
yang sama. Masa Adven dimaksudkan juga agar umat dapat lebih mempersiapkan hati
dengan refleksi dan perenungan yang mendalam tentang makna Natal bagi kehidupan
orang percaya.
5.
Bagaimanakah mengaplikasi masa Adven bagi seorang Kristen?
Paling
tidak kita dapat mengaplikasikan masa adven dalam dua konteks kehidupan orang
percaya (gereja): Pertama, dalam koteks yang lebih kecil yaitu kehidupan
orang percaya secara pribadi yang terus-menerus menghayati perstiwa Natal
Kristus dalam kehidupannya sehari-hari. Orang percaya mengerti arti Kristus
dalam kehidupannya dan hal ini membawa pada perubahan hidup yang lebih
nyata. Kedua, dalam konteks yang lebih luas, yaitu dalam kehidupan
orang percaya di tengah-tengah dunia. Di dalam masa perziarahan dalam
pengharapan eskatologi, Gereja dipanggil untuk menyatakan tanda-tanda kerajaan
Allah di dunia ini. Panggilan orang percaya untuk menegakkan keadilan,
perdamaian, dan keutuhan ciptaan tidak terlepas dari cara pemaknaan kita
terhadap Adven dan Natal. Kedatangan Kristus bertujuan untuk membawa syalom
yang utuh dan menyeluruh dalam kehidupan umat manusia. “Kepedulian terhadap
sesama’ dalam berbagai bentuknya menjadi bagian dari cara gereja untuk
menyatakan syalom kepada dunia.
6.
Apakah ada simbol-simbol yang digunakan dalam gereja pada masa Adven, dan
apakah maksudnya?
Ada
simbol-simbol yang biasanya dipakai untuk menolong umat lebih menghayati masa
Adven. Secara umum ada dua simbol yang kita kenal, yaitu: lingkaran adven
(biasanya terbuat dari rangkaian daun-daunan hidup/hijau) dan lima batang lilin
(gereja biasa menyalakan lilin ini secara bertahap, mulai dari Minggu Adven 1
sampai ke 4, dan puncaknya penyalaan lilin kelima, yaitu lilin Kristus).
Lingkaran
Adven adalah lingkaran tanpa awal dan akhir, artinya kekal. Ini
menggambarkan kehidupan kita di mana kita diajak untuk merenungkan bagaimana
kehidupan kita saat ini dalam kaitannya dengan turut mengambil bagian dalam
rencana keselamatan Allah yang kekal. Ini juga melambangkan ‘presensia’ (kehadiran)
kerajaan Allah kini, dan nanti dalam pengharapan eksatologis.
Lima
lilin Adven (tiga berwarna ungu) penekanan pada harapan, damai, kasih dan
sukacita. Sedangkan satu lilin berwarna merah muda (biasanya dinyalakan pada
minggu ke-3, yaitu Minggu Gaudate “bersukacitalah” bnd. Filipi 4:4) menekankan
sukacita persiapan menyambut kedatangan Kristus yang semakin mendekat (secara
harafiah semakin mendekat pada Natal). Terang lilin melambangkan terang
Kristus yang datang ke dalam dunia (bnd. Yoh 1:9). Gerak maju pemyalaan lilin
menunjukkan semakin bertambahnya kesiapan kita untuk berjumpa dengan Kristus
(puncaknya pada Malam Natal, penyalaan lilin yang kelima). Jadi simbol-simbol
ini menolong umat untuk semakin mempersiapkan hati menyambut Natal dan memaknai
masa-masa adven secara lebih fokus pada pengharapan kedatangan Kristus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar