Pada Minggu Paskah IV (Jubilate atau “bersorak-sorak bagi Allah, hai seluruh bumi”, mazmur
66:1) dibacakan Injil tentang Yesus adalah Gembala Yang Baik yang memberikan
nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya sehingga ada hidup kekal bagi yang mendengarkan
suara Sang Gembala.
Jika Aku Dipanggil, Bagaimana Reaksiku?
Raden Ajeng Kartini terkenal dengan ucapannya, "habis gelap terbitlah terang", yang mau mengungkapkan bahwa
perjuangannya, khususnya membela hak kaum wanita tidak akan pernah berakhir
sia-sia, tetapi akan mendapat terang (baca: kemenangan). Hal itu dia lakukan
karena percaya dan yakin akan nilai panggilannya untuk memperjuangkan
emansipasi wanita.
Demikian Paulus dan Barnabas pada zamannya dengan berani tampil mewartakan Injil
tentang Yesus kepada orang-orang di Antiokhia, mereka memperjuangkan agar Yesus
diterima oleh orang banyak. Meskipun hal itu membuat orang Yahudi iri hati,
tetapi tidak membuat hati Paulus dan Barnabas kecut, justru semakin berani, dan
mereka mengatakan "sebenarnya kepada
kamulah hal ini lebih dahulu diberitakan, tetapi karena kamu tidak mau, maka
kami pergi kepada bangsa-bangsa lain". Sebenarnya keselamatan terjadi
pertama-tama kepada orang Yahudi, tetapi karena ditolak akhirnya kepada orang
bukan Yahudi. Hal ini mereka lakukan karena yakin akan panggilan Allah pada
diri mereka.
Hari ini adalah hari panggilan, Yesus mengatakan diri-Nya sebagai Gembala
yang Baik, Gembala yang menjamin domba-domba-Nya tidak akan binasa dan pasti
memperoleh hidup kekal bagi yang mau mendengarkan dan percaya kepada-Nya.
Kiranya melalui perikop ini Yesus hendak menekankan tiga hal berikut: 1) kita
mengambil sikap mau dituntun dan mendengarkan Gembala, 2) mau membalas cinta
dan perhatian yang sudah diberikan Sang Gembala, 3) dan akhirnya kita hendaknya
menghasilkan buah. Dengan demikian, kita semua sebagai orang-orang yang
dipanggil pada waktunya akan dikumpulkan menjadi satu untuk memperoleh
kebahagiaan untuk selama-lamanya (JRS).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar